RIP Cosmas Batubara, Guru Kehidupan Para Aktivis

Oleh: Anton Doni

RIP Cosmas Batubara, Guru Kehidupan Para Aktivis
Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Periode 1994-1996, Anton Doni. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com - Dia adalah flamboyan di tengah polarisasi. Dicintai kawan maupun lawan. Hangat wajah, sopan tutur kata, teratur dan rapi dalam pidato, terukur dalam nasihat, konsisten dalam pilihan politik, dan ikhlas menanggung risiko politik. Itulah Cosmas Batubara.

Pada masa transisi politik dari rezim Orde Baru, banyak yang menyarankan, dan kami yunior pun mengharapkan, agar senior yang baik hati ini bisa meninggalkan partai penguasa yang sedang menunggu waktu kejatuhan. Warna partai itu yang makin hijau, dan virus KKN yang makin menggerogoti pusat rezim, menjadi alasan di balik saran dan harapan.

Beberapa senior mengambil langkah check-out check-in sambil bargaining politik, entah dengan tujuan murni mengembalikan misi awal kekuasaan atau untuk tujuan politik pragmatis. Tetapi Cosmas Batubara memilih jalan untuk setia dan konsisten, dan berusaha menyelamatkan keadaan dalam diam.

Lama di kemudian hari baru disadari, pilihan Cosmas Batubara adalah pilihan yang bermartabat. Sebab tidak ada ruang politik nyata yang sepenuhnya bebas dari "lumpur" politik. Karena itu, sebagaimana yang berulang kali dinasihatinya, tugas para kader politik adalah tekun membina diri agar memiliki kualitas diri sebagai garam dan terang dalam dunia politik.

BACA JUGA: Berita Duka: Mantan Menteri Cosmas Batubara Meninggal Dunia

Ia sangat realistik dalam politik, dan hampir menjadi icon dari realisme politik itu sendiri. Karena itu nasihat politiknya kadang terasa berlebihan ketika kita masih muda, tetapi terasa cukup pas ketika kita beranjak bergumul dalam dunia politik praktis. Dia mengatakan, dalam dunia politik, kita menghabiskan banyak waktu untuk urusan organisasional dan perkawanan yang jauh dari urusan substansi kebijakan. Tetapi itu semua adalah prasyarat dan bagian dari perjuangan untuk menyelamatkan satu dua pasal kebijakan publik.

Yang hanya perlu dijaga dalam pergaulan politik tersebut adalah nilai-nilai moral. Ini adalah juga salah satu penekanan nasihat Beliau, yang dibuktikannya juga dengan bebasnya Beliau dalam urusan KKN sampai di ujung hidupnya.

Realisme politik seorang Cosmas Batubara tidak membuatnya "norak" dalam perang-perangan politik. Sekalipun setia pada Golkar dan Soeharto, dia tidak sok membela habis-habisan rezim itu, dan alergi terhadap perjuangan menentang Soeharto dan rezimnya. Itu ditunjukkan dari sikapnya yang gentle dan moderat terhadap Petisi 50 di mana banyak yuniornya di PMKRI ada di dalamnya, dan sikapnya terhadap yuniornya di era 1990-an.

Dia adalah flamboyan di tengah polarisasi. Dicintai kawan maupun lawan. Hangat wajah, sopan tutur kata, teratur dan rapi dalam pidato, terukur dalam nasihat, konsisten dalam pilihan politik, dan ikhlas menanggung risiko politik. Itulah Cosmas Batubara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News