Riset Sebut Wisatawan Makin Peduli Isu Ramah Lingkungan

Salah satu inovasi yang diluncurkan tahun lalu adalah fitur Carbon Offset Toggle.
Dengan fitur ini, tamu dapat dengan mudah mengurangi jejak karbon mereka selama menginap hanya dengan mengaktifkan opsi ini di aplikasi Bobobox sebelum menyelesaikan pembayaran.
"Setiap kontribusi yang diberikan kemudian dikonversi menjadi kredit karbon untuk mendukung Lahendong Geothermal Project, yang berfokus pada pemanfaatan energi terbarukan dari panas bumi," kata Satria Gundara, ESG Program Manager Bobobox.
Transparansi dalam proses perhitungan emisi juga tidak kalah penting dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap inisiatif yang dijalankan perusahaan.
Dengan menjelaskan bagaimana jejak karbon dihitung dan bagaimana hasil kontribusi dialokasikan, konsumen bisa jadi semakin paham akan nilai dari pilihan berkelanjutan yang mereka buat.
Setiap perjalanan, mulai dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil hingga konsumsi listrik dan internet saat menginap, berkontribusi pada emisi karbon.
Bobobox, bekerja sama dengan Fairatmos, menghitung emisi dari setiap aktivitas ini secara rinci.
Hasilnya, Bobopod menghasilkan sekitar 6,6 kg tCO2, dan Bobocabin sekitar 8,2 kg tCO2. Angka-angka ini kemudian menjadi dasar perhitungan kontribusi dalam fitur carbon offset mereka.
Laporan terbaru dari Price Waterhouse cooper (PwC) menunjukkan semakin banyak traveler yang memahami pentingnya keberlanjutan dalam setiap aktivitas wisata
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- Dosen UI Ciptakan Alat Pemurnian Air yang Ramah Lingkungan
- Wisatawan Indonesia Diharapkan Berbondong-bondong Liburan ke Taiwan
- Ciptakan Rasa Aman Bagi Wisatawan, Pemkot Palembang Pasang CCTV di BKB
- Operasional LRT Jabodebek Sepenuhnya Menggunakan Listrik, Lebih Ramah Lingkungan
- PIK2 Diserbu 500 Ribu Wisatawan Selama Libur Lebaran 2025