Rishi Sunak, Minoritas Pertama di Pucuk Pemerintahan Inggris

Rishi Sunak, Minoritas Pertama di Pucuk Pemerintahan Inggris
Pemimpin baru Partai Konservatif Inggris Rishi Sunak melambaikan tangan di London, Inggris, Senin (24/10/2022). Sunak akan menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan Elizabeth Truss. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/rwa.

Lain dari itu, sisi lain dari kemenangan Rishi Sunak adalah bahwa demokrasi telah menunjukkan fungsi aslinya, yakni memberikan kesempatan yang sama kepada siapa pun untuk memangku jabatan publik.

Ini terjadi saat dunia dewasa ini acap dikubur oleh politik sektarian yang kadang menjadi warna demokrasi langsung yang memang tak bisa melepaskan diri dari ekses negatifnya.

Dalam keadaan tertentu, demokrasi langsung kadang gagal memilih penguasa terbaik karena proses pemilihan tidak dimandatkan kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang cukup untuk memilih pemimpin.

Dalam lain kesempatan demokrasi langsung kerap menciptakan ironi karena malah menjadi tiket berkuasa untuk orang licik dan tak bermoral yang menyebut diri pelindung rakyat, yang bahkan tak jarang membuka jalan kepada tiranisme.

Tapi kemenangan Sunak sepertinya tak akan terlalu beresonansi kepada sistem selain demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Demokrasi perwakilan kadang berhasil menghadirkan lingkungan yang memberikan kesempatan sama untuk semua warga negara, tak peduli warna kulit, agama, etnis, atau asal usulnya. Yang dinomorsatukan oleh sistem ini adalah kapabilitas, komitmen, dan rekam jejak.

Sebaliknya demokrasi langsung kadang lebih memilih medan emosi massa yang kadang pula menomorduakan kapabilitas dan rekam jejak.

Meski begitu, demokrasi perwakilan yang memungkinkan warga minoritas seperti Rishi Sunak bisa berada di puncak pemerintahan Inggris dan demokrasi langsung seperti dipraktikkan banyak negara termasuk Indonesia, tetap lebih baik ketimbang autoriterisme dan diktatorisme.

Rishi Sunak adalah antitesis untuk apa yang terjadi di Italia, Swedia, dan sudut-sudut Eropa lainnya yang digoreng oleh politik kebencian karena SARA


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News