Risma

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Risma
Tri Rismaharini. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan Risma semasa menjadi wali kota tidak mesra dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Bahkan, dengan Gubernur Soekarwo yang menjabat sebelum Khofifah, hubungan Risma juga tidak terlalu hangat.

Pernah juga dalam sebuah kesempatan audiensi penanganan pandemi dengan anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Surabaya, Risma tiba-tiba berdiri dan menghampiri salah seorang pengurus IDI dan bersujud di kakinya sambil menangis.

Beberapa kalangan menganggap sikap Risma ini lebay.

Namun, Risma tidak peduli. Ia mengatakan bahwa sikapnya itu spontan dan tidak dibuat-buat.

Ia dan timnya sudah bekerja ekstra keras untuk mengatasi dampak pandemi, tetapi masih disalahkan karena dianggap tidak berkoordinasi dengan IDI. Karena itu Risma menangis sambil bersujud di depan pengurus IDI Surabaya.

Di kalangan elite politik Surabaya sikap Risma ini sering diledek sebagai drakor alias drama Korea.

Beberapa anggota dewan juga menganggap sikap ini sebagai teatrikal yang berlebihan.

Muka Risma bisa terselamatkan. Namun, insiden Alor menunjukkan kinerja Risma tidak moncer-moncer amat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News