Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami
Memilih Terisolasi di RS, Hanya Makan Nasi dan Kecap Asin
Sabtu, 26 Maret 2011 – 08:08 WIB
Kemarin pagi (25/3) Rita kembali ke Semarang. Miyagi National Hospital memberikan waktu libur selama sebulan kepada Rita agar bisa menenangkan diri. Acara yang pertama dia hadiri begitu sampai di Semarang adalah mengikuti seminar keperawatan yang diadakan RS Telogorejo.
Dalam acara tersebut, Rita mendapat penghargaan dari Ketua PPNI Jateng Edy Nuryanto dan Direktur Utama RS Telogorejo Imelda Tandiyo. Suasana haru terlihat ketika rekan-rekannya di RS Telogorejo memeluk dan memberikan ucapan selamat.
Rencananya, Rita kembali ke Jepang pada April mendatang. Namun, tanggalnya belum dipastikan. "Saat ini saya hendak memenangkan diri dulu dari trauma. Waktu sebulan, tampaknya, masih kurang untuk bersama keluarga. Tapi, saya nanti harus kembali untuk menyelesaikan kontrak di Jepang," ujarnya. (jpnn/c5/kum)
Ketika gempa dan tsunami terjadi di Miyagi, Jepang, 11 Maret lalu, banyak WNI di sana yang berbondong-bondong pulang ke tanah air. Tapi, hal itu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor