Ritual Pati Nyawa Adat Dayak, Sesaji-sesaji Itu...

Ritual Pati Nyawa Adat Dayak, Sesaji-sesaji Itu...
MENGGELAR ADAT: Warga Desa Korek,Kecamatan Sungai Ambawang,Kubu Raya mengelar adat pati nyawa,Kamis(12/5). Ritual tersebut merupakan salah satu ritual adat atas setiap peristiwa yang merenggut nyawa seseorang. Foto: HARYADI /PONTIANAK POST/Jawa Pos Group

jpnn.com - MASYARAKAT Dayak dikenal sangat menghargai tradisi-tradisi peninggalan leluhur. Begitu pun masyarakat Adat Dayak di Desa Korek Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Salah satunya ritual pati nyawa, yang tetap mereka lakukan hingga sekarang.

Ashri Isnaini, Sungai Ambawang     

Suasana duka tampak masih menyelimuti rumah Aho, korban kecelakaan lalulintas awal April lalu di Dusun Jaya Paraya, Desa Korek Kecamatan Sungai Ambawang.

Menurut pengakuan warga, Aho yang kala itu memboncengi sang istri itu tewas saat sepeda motor yang dikendarai secara tak sengaja menabrak tronton yang sedang melintas. 

Untuk memberikan ketenangan terhadap roh Aho dan sang istri dilakukanlah sejumlah ritual adat termasuk ritual pati nyawa. 

Adapun perlengkapan adat yang harus disediakan, seperti peti jenazah, kain putih serta perlengkapan lain sebagaimana layaknya menguburkan seseorang yang meninggal.

“Kisah detail lakalantas itu saya kurang tahu. Namun menurut adat warga di sini setiap kejadian yang merenggut nyawa seseorang, pihak terkait atau yang bertanggung jawab harus melakukan atau mengikuti serangkaian ritual adat sesuai dengan tradisi desa setempat,” kata Ketua Adat Dayak Kecamatan Sungai Ambawang, Nasution. 

Setelah melakukan adat basubur atau pemakaman, pihak keluarga melakukan adat Niga Ari, Adat Ngampar Bide atau musywarah internal keluarga dan tetua adat untuk menentukan langkah apa yang selanjutnya dilakukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News