Ritual Pati Nyawa Adat Dayak, Sesaji-sesaji Itu...

Ritual Pati Nyawa Adat Dayak, Sesaji-sesaji Itu...
MENGGELAR ADAT: Warga Desa Korek,Kecamatan Sungai Ambawang,Kubu Raya mengelar adat pati nyawa,Kamis(12/5). Ritual tersebut merupakan salah satu ritual adat atas setiap peristiwa yang merenggut nyawa seseorang. Foto: HARYADI /PONTIANAK POST/Jawa Pos Group

Juga adat nyimah tanah, adat tempung tawar, adat basaru sumangat dengan tujuan agar pihak keluarga korban dijauhkan dari kesedihan, kekhawatiran dan keresahan terhadap kejadian yang telah menimpa. Selain itu, adat sanangan tubuh hingga pati nyawa. 

Biaya untuk pelaksaan ritual adat itu diserahkan kepada pihak yang dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya keluarga korban dalam hal ini pihak perusahaan pemilik tronton. 

“Di luar ritual sebelumnya, untuk ritual pati nyawa ini besarannya biaya yang diperlukan untuk acara adatnya sekitar Rp 112.350.000,” katanya. 

Selain internal keluarga, ritual pati nyawa itu juga dihadiri pada tetua adat, tumenggung, ketua adat hingga pihak yang bertanggung jawab. 

Dalam ritual itu, sejumlah sesaji disuguhkan untuk kemudian dibacakan sejumlah doa dengan tujuan agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Sekaligus menandakan pertikaian kedua belah pihak telah tuntas, sehingga tidak ada lagi dendam dan keluhan dan sejenisnya di kemudian hari. 

Menurut Nasution ritual yang digelar ini tidak hanya sekadar menjadi penanda tuntasnya kasus atau pertikaian atas kejadian yang menelan nyawa pasangan suami istri di desa tersebut. 

“Tapi juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan adat. Kami harap kedepan semua pihak bisa lebih berhati-hati menjalan aktivitas sehari-hari sehingga tidak ada lagi kejadian atau peristiwa yang menelan korban,” pungkasnya. (*/sam/jpnn) 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News