Salut, ini Cara Kreatif Pak Kasatlantas Lahirkan Generasi Ancita

Salut, ini Cara Kreatif Pak Kasatlantas Lahirkan Generasi Ancita
Andre menunjukkan game Ancita di ponsel miliknya. FOTO : Dok jpnn

jpnn.com - Permasalahan utama dari kondisi lalu lintas yang carut marut di beberapa kota di Indonesia adalah kurangnya rasa disiplin dari pengguna jalan. Tak heran, angka kecelakaan di jalan raya terus meningkat dari tahun ke tahun. Melihat kenyataan pahit itu, Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Andre JW Manuputty memiliki cara penanggulangan yang inovatif. Dia menyasar anak kecil. Lho?

Panji D. Anggara

Layaknya game-game pada umumnya, game Ancita  menawarkan sensasi yang menyenangkan sekaligus membuat rasa penasaran. Game itu bercerita tentang perjalanan seorang anak kecil menggunakan sepeda. Pada setiap lampu merah, laju sepeda otomatis terhenti dan baru bisa jalan kembali ketika si player berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan.

Pertanyaan yang dilontarkan seluruhnya berkaitan dengan rambu-rambu lalu lintas. Misalkan, dari empat rambu ini mana yang menunjukkan dilarang berhenti? Jika player berhasil menjawab dengan benar, sepedanya akan melaju lagi. Jika tidak, sebaliknya. Sepeda tetap berhenti sampai pemain mampu menjawab dengan benar.

Ya, sekilas itulah gambaran game berjudul Ancita yang baru dua bulan lalu dikenalkan Satlantas Polrestabes Surabaya. Ancita sendiri memiliki kepanjangan Anak-anak Cinta Lalu Lintas. "Kami berharap dari game ini mampu melahirkan generasi yang tertib di jalan," kata otak di balik suksesnya game tersebut, AKBP Andre JW Manuputty.

Menurut perwira dengan dua melati di pundak itu, dia sengaja membuat game agar menarik minat anak-anak mengakses. "Jika sudah suka, maka secara perlahan dia akan paham dengan nilai yang ingin kita sampaikan dalam permainan itu. Yakni tentang arti dari rambu-rambu," jelasnya.

Ide membuat game edukasi yang bisa diunduh secara gratis di PlayStore itu tercetus akhir tahun silam, saat Andre baru dua bulan menjabat sebagai Kasatlantas. Untungnya saat ide ada di kepala, dia bertemu dengan seorang kawan yang kebetulan berprofesi sebagai programmer.

Hanya dalam hitungan hari, game yang dimaksud sudah bisa dimainkan. "Cuma saat di awal itu ada beberapa revisi, terutama tentang ketajaman gambarnya," jelas dia. Baru setelah beberapa bulan proses berjalan, game mampu dimainkan dengan maksimal. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News