Rizal GSM: Guru di Australia Cara Mengajarnya seperti Film Laskar Pelangi, Indonesia Bagaimana?

Menurut Rizal GSM, sapaannya, mal-mal bisa jadi ruang ketiga. Namun, masalahnya itu diperuntukkan bagi mereka kalangan menengah ke atas.
Yang dibutuhkan itu ruang ketiga yang setara dan bukan diprivatisasi kelompok elit dan kaya. Ketika ruang kesetaraan itu dikapitalisasi, maka tidak semua orang bisa mengaksesnya.
Misalnya, kata Rizal, ada ruang kelas bagus, tetapi yang bisa masuk hanya siswa tertentu, sehingga namanya bukan kesetaraan.
Contoh lainnya, punya sekolah megah, tetapi tidak ada interaksi guru dan murid.
"Itu juga namanya bukan ruang kesetaraan," cetusnya.
Lebih lanjut dikatakan lulusan doktor dari Monash University ini, interaksi dan kesetaraan itu penting juga adanya ritual kebersamaan merasa senasib sepenanggungan. Kemudian, orang bisa menjadi dirinya sendiri karena orang tidak bisa mencapai versi terbaiknya kalau tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
"Karenanya agama memerintahkan berpuasa agar kita bisa menjadi versi terbaik menurut diri kita sendiri," ucapnya.
Yang terakhir, tambah alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, suasana harus rileks, sehingga bisa menjadikan orang kreatif. Ini bisa dilakukan semua orang.
Rizal GSM mengatakan guru di Australia cara Mengajarnya seperti Film Laskar Pelangi, guru Indonesia bagaimana?
- Penjelasan Resmi tentang Kurikulum Berbasis Cinta, Silakan Disimak
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Kemendikdasmen Memperkuat Kurikulum & Perlindungan Anak Lewat KREASI
- Mensos Sebut 53 Sekolah Rakyat Siap Beroperasi
- Merayakan Tahun Pelajaran Baru dengan SPMB
- Pernyataan Meutya Hafid soal Mata Pelajaran Coding Masuk Kurikulum SD-SMP, Simak