Rohingya, Mencari Tempat Berlindung
Oleh: Eva Nila Sari - Pegawai Komnas HAM
Upaya itu bukannya tanpa risiko, karena mereka harus bertaruh menjadi korban human trafficking atau tenggelam di laut lepas, bahkan menghadapi potensi penolakan dan pengusiran.
Entah mengapa opini yang berkembang terkesan mengabaikan pangkal persoalan, yaitu tidak dihentikannya aksi pembersihan etnis terhadap warga Rakhine.
Walhasil gelombang pengungsi Rohingya terus mengalir, terutama ke Bangladesh, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Rumor yang Diyakini sebagai Kebenaran
Kaki tangan Inggris. Begitulah persepsi tentang etnis Rohingya yang berkembang di kalangan warga Buddha Myanmar.
Persepsi telah dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan terhadap etnis Rohingnya hingga hari ini.
Penguasaan Inggris di Myanmar dimulai pada 1823 yang ditandai dengan pembukaan lahan teh secara besar-besaran.
Dalam rangka itu, Inggris mendatangkan tenaga kerja dari India dan Bangladesh. Warga Buddha di Myanmar menganggap orang Islam yang dibawa penguasa Inggris telah merebut banyak hal di tanah Myanmar.
Pemerintah Bangladesh sendiri mengaku kewalahan dengan arus pengungsian Rohingya yang begitu intensif.
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Tenaga Honorer Laporkan Dirut RSUD Sibuhuan ke Komnas HAM
- Banyak Kepala Daerah Tidak Netral Selama Pemilu 2024, Komnas HAM: Politik Uang
- Catatan Komnas HAM: Ratusan Tenaga Kesehatan Kehilangan Hak Pilih Pas Pemilu 2024
- Pantau Pemilu 2024, Komnas HAM Ungkap Persekongkolan 12 Kades di Sidoarjo
- Komnas HAM Minta Warga Gunakan Hak Pilih Pemilu Secara Kritis