Rudal Kinzal: Senjata Terkuat Rusia yang Belum Ada Obatnya, Punya Catatan Berdarah di Suriah

Rudal Kinzal: Senjata Terkuat Rusia yang Belum Ada Obatnya, Punya Catatan Berdarah di Suriah
Jet tempur MiG-31K milik Rusia membawa rudal hipersonik Kinzal. Foto: Kremlin.ru

jpnn.com, MOSKOW - Kinzal (belati), rudal hipersonik terkuat Rusia, menghantam salah satu gudang amunisi bawah tanah Ukraina pada Jumat (18/3).

Ini adalah pertama kalinya senjata tersebut digunakan dalam invasi terhadap Ukraina.

"Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan yang dilansir Daily Mail, Sabtu (19/3).

Kombinasi kecepatan tinggi, kemampuan manuver serta presisi membuat senjata ini mampu menembus sistem pertahanan udara tercanggih. Konon, pertahanan Amerika Serikat pun tak mampu membendung rudal jenis air-to-surface (ASM) tersebut.

Rusia pertama kali tercatat menggunakan senjata itu dalam perang saudara Suriah pada 2016.

Saat itu, pasukan Rusia yang mendukung rezim Bashar al-Assad membombardir Aleppo dengan intensitas mengerikan, sehingga menyebabkan kematian ratusan warga sipil.

Presiden Vladimir Putin menyebutnya senjata ideal yang terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan dapat menembus semua sistem pertahanan udara.

Rudal Kinzhal adalah salah satu dari serangkaian senjata baru yang diungkapkan Putin dalam pidato kenegaraannya pada 2018 lalu.

Kinzal, senjata hipersonik terkuat milik Rusia, akhirnya dipakai membombardir wilayah Ukraina kemarin, Jumat (18/3)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News