Rumah Liar dan Perkebunan Warga Makin Menjamur di Kawasan Dam

Rumah Liar dan Perkebunan Warga Makin Menjamur di Kawasan Dam
Perkebunan warga di sekitaran Dam Tembesi, Mukakuning, Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

Sebelumnya, Dirpam BP Batam Brigjen Suherman mengatakan, pihaknya sudah melakukan razia, dan beberapa kali BP Batam sudah melakukan penertiban di sekitar dam.

”Kami sudah melakukan penertiban kok. Dan akan terus kita lakukan. Kita tidak diam kok,” ujarnya.

Sementara itu, hujan yang mengguyur wilayah Kota Batam beberapa hari terakhir ini, belum memberikan dampak terhadap debit air di Dam Belakangpadang. Ini disampaikan Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Dam Belakangpadang dan SWRO Dian Efsa, Rabu (24/4).

Ia mengatakan, untuk membuat debit air bertambah setidaknya membutuhkan hujan selama tiga hari berturut-turut. Saat ini keadaan dam yang sudah mengering membuat air langsung diserap tanah.

”Tanahnya kan sudah retak, jadi air yang turun langsung diserap tanah,” sebutnya.

Untuk itu, pihaknya masih mengoptimalkan fungsi SWRO yang baru kembali beroperasi. Setiap hari kebutuhan air di Belakangpadang mencapai seribu kubik. Pemenuhan kebutuhan berasal dari SWRO 200 kubik dan Dam Belakangpadang 800 kubik.

”Sekarang kami melayani hampir dua ribu pelanggan. Kondisi saat ini memang belum bisa memenuhi kebutuhan warga,” terangnya.

Karena ini disebabkan faktor alam, ia berharap hujan bisa turun cukup lama agar debit air di dam bisa bertambah. Meskipun saat ini pihaknya masih berusaha mengolah sisa-sisa air dari dam.

”Selagi ada kami akan olah. Tapi kalau tidak ada lagi ya mau gimana lagi selain berharap hujan turun. SWRO juga tak bisa dipaksa bekerja 24 jam karena sistemnya manual,” ungkapnya.

Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam diminta serius untuk menjaga wilayah sekitar Dam steril dari rumah liar (ruli) dan perkebunan warga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News