Rumah Sial

Oleh Dahlan Iskan

Rumah Sial
Sebuah rumah di Surabaya yang pernah jadi lokasi pembunuhan terhadap satu keluarga. Foto: disway.id

Ia adalah ketua gangster terkemuka dunia. Namanya Raymond Huang. Dari kelompok Big Circle Boys Gang.

Seminggu penuh kota Vancouver tegang setelah itu. Sering ada penembakan. Mungkin balas-membalas. Antar-geng. Menjadi headline surat kabar berhari-hari. Enam orang lain tewas setelah itu. 

Pihak sekolah tidak mau ikut jadi arena keributan. Samantha diminta dipindah ke sekolah lain. Sang ibu, Yuan Gui Ying, juga melarang anaknya ke sekolah.

Sejak penembakan, rumah No 3899 itu kosong. Bertahun-tahun. Orang sudah mulai lupa yang pernah terjadi.

Lalu dijual. Yang membeli tidak tahu bahwa itu rumah sial. Setidaknya menurut kepercayaan pribadinya.

Dengan alasan sial itulah pembeli minta uang mukanya kembali. Transaksi dibatalkan.

Selasa kemarin pengadilan di sana menjatuhkan vonis: hakim tidak boleh membuat putusan berdasarkan stereotip kultur. Artinya: kesialan rumah tidak bisa dipakai alasan pembatalan transaksi.

Memang, orang Tionghoa atau orang Surabaya atau yang lain percaya: jangan beli rumah yang pernah jadi tempat pembunuhan. Namun hakim tidak boleh menjadikan itu pertimbangan hukum.

Sejak penembakan, rumah No 3899 itu kosong. Bertahun-tahun. Orang sudah mulai lupa yang pernah terjadi. Lalu dijual. Yang membeli tidak tahu bahwa itu rumah sial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News