Rupiah jadi Korban Spekulan Asing
Senin, 25 Februari 2013 – 02:47 WIB
Menurut Difi, ketika ekonomi Indonesia sudah mulai pulih, semakin banyak pihak asing yang terkait dengan transaksi rupiah sehingga kebutuhan akan lindung nilai rupiah dengan skema NDF semakin populer. "Akibatnya, transaksi NDF rupiah offshore lebih ramai dibandingkan transaksi bursa rupiah onshore yang menjadi patokan resmi kurs rupiah terhadap dolar AS," ucapnya.
Baca Juga:
Menurut data HSBC, selama 2012 diperkirakan transaksi onshore rupiah mencapai sekitar USD 500 juta per hari. Sementara transaksi offshore (NDF) rupiah volumenya bisa mencapai USD 700 juta sampai USD 1,3 miliar per hari. "Di Asia, pasar NDF rupiah merupakan salah satu yang terbesar bersama Peso Filipina dan Yuan (Renminbi) Tiongkok," ujarnya.
Masalahnya, lanjut Difi, kurs rupiah terhadap USD yang tercipta di pasar NDF berbeda dengan kurs resmi rupiah. Data kurs resmi dapat dijumpai misalnya dalam rilis harian Reuters, yang mengompilasi kurs dari bank lokal dan bank asing di Jakarta atau kurs tengah versi Bank Indonesia. Misalnya, pada penutupan Jumat lalu (22/2), nilai tengah kurs BI tercatat Rp 9.713 per USD. "Di pasar NDF, nilai Rupiah di bawah itu," katanya.
Menurut data Bloomberg, pada 11 Januari 2013, perbedaan kurs USD terhadap rupiah di bursa Indonesia dengan bursa NDF offshore mencapai 2,6 persen. Angka ini merupakan perbedaan terbesar sejak 22 September 2011.
JAKARTA - Tren pelemahan nilai tukar Rupiah rupanya cukup kompleks. Selain karena defisit neraca perdagangan, terkulainya Rupiah juga ditengarai
BERITA TERKAIT
- Soal Warung Madura, Menkop Bilang Begini
- Bea Cukai dan Pemda di Sleman & Sulsel Bersinergi Dukung Program Pemanfaatan DBHCHT
- Proteksi Penting Dimiliki, Ini Kriteria Asuransi Penyakit Kritis Terbaik
- RUPST 2024, Bank Raya Rombak Susunan Dewan Komisaris dan Direksi, Ini Daftar Namanya
- Corsec BTN Temui Para Demonstran yang Memaksa Masuk ke Kantor Pusat
- Natural Wood Jepara Penuhi Kebutuhan Furnitur Kafe