Rupiah Kembali Tergerus, Anggota DPR Curiga BI Raup Untung dari Selisih Kurs

“Supaya angka patokan tersebut bisa diterima pasar dan membangun kepercayaan pasar dan dunia usaha. Ternyata angka patokan rupiah yang dibuat Bank Indonesia sebesar 13.900 direspon negatif oleh pasar sehingga nilai rupiah makin terpuruk,” ulasnya.
Mantan pegawai di Kementerian Keuangan itu juga menilai kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sangat konvensional, feodal, tidak transparan karena dijalankan tanpa menerapkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. Karenanya, sambung Misbakhun, sangat wajar apabila BI gagal menjalankan tugas utamanya untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.
Lagi-lagi, Misbakhun mengingatkan pentingnya audit kinerja BI oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Ia khawatir cadangan devisi akan habis karena kebijakan BI yang tak tepat dan hasilnya nihil.
“Saya tidak akan berhenti untuk mendesak kepada DPR agar segera berkirim surat kepada Badan Pemeriksa Keuangan supaya segera melakukan audit atas kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar rupiah ini. Cadangan devisa negara tergerus, tapi pendapatan BI dari valas makin bertambah dan bertumpuk. Sebuah ironi yang harus disadari oleh seluruh elemen bangsa,” pungkasnya.(ara/JPG/JPNN)
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali anjlok. Pada perdagangan Rabu (23/9), nilai tukar USD sampai menembus angka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ketua HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Kembali Merosot Tajam
- Harga Emas Antam Hari Ini 3 Mei Turun, Jadi Sebegini Per Gram
- PLN Indonesia Power UBH Raih Penghargaan Gold Medal Bintang 4 WISCA Award 2025