Rupiah Melemah Tak Cerminkan Fundamental Ekonomi

Rupiah Melemah Tak Cerminkan Fundamental Ekonomi
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

Di sisi lain, risiko yang terkait dengan ketegangan perdagangan global dan minat investor terhadap AS yang lebih tinggi mungkin akan terus berdampak pada rupiah.

’’Jika spekulasi suku bunga AS yang lebih tinggi mengakibatkan pelemahan rupiah lebih lanjut, BI dapat melakukan campur tangan dalam upaya untuk melindungi mata uang lokal dari USD yang menguat,’’ tambah Lukman.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menjelaskan, level rupiah saat ini tidak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia.

BI pun terus melakukan intervensi pasar dengan membeli surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder Rp 15 triliun sejak Januari 2018.

Tujuannya, menahan pelemahan rupiah agar tidak jatuh lebih dalam.

’’Level rupiah saat ini sedikit masih overshoot (melampaui level yang seharusnya, Red). Istilahnya memang sedang mencari keseimbangan baru karena saat libur Lebaran di luar ada banyak gejolak,’’ jelas Nanang.

Stabilisasi dilakukan ketika pasar menunjukkan dana sedang bergerak ke luar. BI juga terus menentukan strategi kapan waktu yang tepat untuk masuk di pasar sekunder.

Lelang FX swap dilakukan tiga kali seminggu, dari biasanya hanya sekali seminggu ketika pasar dalam keadaan normal.

Rupiah konsisten di level psikologis Rp 14 ribu sejak perdagangan dibuka pasca-Lebaran pada 21 Juni lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News