Rupiah Nyaris Rp 14.000 Karena Tiga Defisit

Rupiah Nyaris Rp 14.000 Karena Tiga Defisit
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

Di sisi lain, pertumbuhan realisasi penerimaan pajak dalam tiga tahun terakhir hanya empat persen, tidak sebanding dengan kenaikan kewajiban utang.

Defisit keseimbangan primer itu disebabkan oleh defisit anggaran (account defisit) yang semakin lebar.

Ketika defisit anggaran melebar, artinya ada belanja yang tidak bisa ditutupi oleh pendapatan negara.

Defisit itulah yang kemudian ditutup oleh penambahan utang baru, utang setiap tahun bertambah lebih dari Rp 430 triliun.

Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Apabila keseimbangan primer negatif atau defisit, pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang lama, alias gali lubang tutup lubang.

"Utang pemerintah ahir Maret 2018 meroket jadi Rp 4.136 triliun dengan Tax Ratio 9.9%, turun setiap tahunnya," jelas ketua DPP Gerindra ini.

Dia menyebutkan bahwa sejak 2012 hingga 2017, keseimbangan primer terus mencatat defisit dengan nilai yang kian meningkat.

Pengelolaan keuangan dalam negeri dianggap juga sebagai penyebab pelemahan nilai rupiah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News