Saat KM Arista Dihantam Ombak, Arini Menyusui Bayinya

Saat KM Arista Dihantam Ombak, Arini Menyusui Bayinya
Keluarga korban tenggelam KM Arista tak kuasa menahan tangis saat di depan Kamar Jenazah RS AL Jala Ammari Makassar, Makassar, Rabu (13/6/2018). FOTO: IDHAM AMA/FAJAR

"Kapal oleng ke kiri dulu saat dihantam ombak pertama. Hantaman ombak kedua kapal oleng ke kanan dan langsung terbalik," ujar Masyita kedinginan.

Pakaian Masyita masih basah kemarin. Sarung yang diberikan oleh keluarganya tak cukup untuk menghangatkan badannya. Bibirnya gemetar saat melanjutkan bagaimana kapal yang ditumpainya itu sudah terbalik dan mulai tenggelam.

Masyita yang tadinya dalam keadaan terlentang mulai panik. Ia terkurung dalam kapal yang terus tenggelam. Dia panik, dan berenang mencari jalan untuk keluar. "Saya tidak tahu siapa yang menarik tangan saya dari atas. Mungkin tante saya," ungkapnya.

Berhasil mengirup oksigen di permukaan laut. Masyita tak lagi memikirkan barang belanjaannya. Yang ada bagaimana bisa menyelamatkan diri.

Beberapa jeriken yang mengapung di permukaan laut diperebutkan. Untung saja Masyita berhasil meraih satu jerigen. "Saya beruntung jeriken sangat dekat dengan saya. Jaraknya sekitar tiga meter," ungkapnya.

Masyita melihat bagaimana puluhan penumpang lainnya terteriak meminta pertolongan. Sahabatnya, Nurbaya yang berada di sebelahnya juga selamat. Ia keluar lewat jendela.

"Kami berenang ke tanggul sekitar satu jam. Hingga akhirnya ada kapan nelayan yang mendapatkan kami," ungkap Masyita lagi.

Arini berhasil ditemukan oleh sumainya, Yusuf. Namun, sudah meninggal dunia. Yusuf saat itu berpisah dengan istri dan anaknya. Ia memilih duduk di bagaian depan kapal.

Kapal laut KM Arista yang melaju dengan kecepatan tinggi dihantam ombak, langsung oleng dan tenggelam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News