Saatnya Elpiji 3 Kg Pakai Kuota
Senin, 28 Mei 2012 – 11:18 WIB

Saatnya Elpiji 3 Kg Pakai Kuota
JAKARTA – Pertamina sudah saatnya memberlakukan sistim kuota kepada agen dan pangkalan elpiji dalam menyalurkan elpiji kemasan 3 kilogram, sebagaimana yang pernah dilakukan terhadap distribusi minyak tanah sebelum konversi. Pasalnya, elpiji tabung 3 kg merupakan elpiji bersubsidi, sehingga distribusi (jual-beli) elpiji ini tidak boleh diperlakukan dengan mekanisme pasar.
"Karena itu pula Pertamina harus tegas mengatur jumlah pasokan kepada agen dan pangkalan elpiji berdasarkan jumlah konsumen terdata pada saat konversi minyak tanah ke elpiji dilakukan," kata pengamat energi dari Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria di Jakarta.
Penyaluran elpiji tabung 3 kg kuartal I-2012 mencapai 1,23 juta Metrik Ton (MT) atau 4,9 persen di atas target kuota yang diproyeksikan. Terkait over kuota itu, dari pantauan Puskepi, elpiji 3 kg sudah lama dipakai pula oleh konsumen yang tak berhak.
Perpres No 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Elpiji Tabung 3 Kg, dan juga Permen ESDM No 021/2007 tentang Penyelenggaraan Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji Tabung 3 Kg disebutkan, elpiji 3 kg diperuntukkan hanya khusus untuk rumah tangga dan usaha mikro “Pengguna elpiji 3 kg di luar ketentuan itu secara hukum harus tegas dimaknai sebagai terlarang dan harus disikapi secara tegas oleh aparat berwenang,” kata dia.
JAKARTA – Pertamina sudah saatnya memberlakukan sistim kuota kepada agen dan pangkalan elpiji dalam menyalurkan elpiji kemasan 3 kilogram,
BERITA TERKAIT
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja
- Manfaatkan Fasilitas SKA, Beragam Produk Asal Majalengka Tembus Pasar Mancanegara
- Lippo Karawang Siapkan Hunian dan Komersial Terbaru, Cek di Sini Harganya
- Peluncuran COCOBOOST di Ajang Mizone Active Zone Seru
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya