Sabam Sirait Selalu Berjuang untuk Kebebasan Pers

Sabam Sirait Selalu Berjuang untuk Kebebasan Pers
Anggota DPR Andreas Hugo Pareira (paling kanan) bersama wartawan senior J. Oscar (paling kiri) dan Bambang Harymurti (tengah), saat diskusi bertema "Sabam Sirait: Kebebasan Pers dan Relevansinya Kini" di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (24/3). Foto: Source for JPNN.com.

Dia pun banyak mendapatkan nasihat dari Sabam Sirait. 

Menurutnya, Sabam Sirait mengajarkan bahwa berdemokrasi itu tidak hanya pemimpin tetapi belajar jadi pengikut. 

“Tahun 2005, saat saya dilantik sebagai anggota PAW menggantikan Novianti Nasution, Pak Sabam dilantik juga bersama. Dia (Sabam Sirait) bilang, “Andre, kau jangan belajar pemimpin tetapi kau harus berani belajar pengikut. Itu luar biasa, baru kali ini saya dengar,” tambah Andreas.

Dia pun mengenang momen saat Sabam Sirait melakukan interupsi pada Sidang Umum MPR.

Menurut dia, Sabam melakukan interupsi itu bukan untuk menjadi populer. 

“Itu luar biasa. Interupsi ini dilihat seluruh dunia, belum ada sejarahnya waktu itu berani melawan Orde Baru di DPR,” katanya. 

Lebih lanjut, Sabam juga menekankan pentingnya keterbukaan informasi publik dan kebebasan pers.  Kebenaran itu muncul melalui dialog atau interaksi memperoleh kebenaran. 

“Bang Sabam selalu bilang parle-parle itu tugas bicara, kalau tidak bicara buat apa di sini (parlemen). Saya banyak belajar dari dia. Bang Sabam punya panggilan hidup dalam politik. Saya menyaksikan itu,” kata Andreas Hugo Pareira. 

Dukungan gelar pahlawan nasional untuk Sabam Sirait terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan DPR dan mantan wartawan senior.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News