Sagu jadi Pengganti Beras Selama Perubahan Iklim
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengatakan, saat ini sudah memasuki masa perubahan iklim. Menurut dia, beras sebagai pangan utama sering tak bisa bertahan saat masa perubahan iklim.
Prihasto pun menyebut sagu bisa menjadi alternatif, selain menjadi sumber karbohidrat yang potensinya besar dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia, sagu juga memiliki ketahanan.
“Sagu ini pengganti beras dan potensinya luar biasa karena sagu ini dapat bertahan terhadap perubahan iklim," kata Prihasto kepada wartawan, Minggu (27/10).
Dia juga mengatakan, sebagai salah satu sumber karbohidrat yang potensinya di Indonesia luar biasa begitu besar, sagu mudah ditemukan di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.
Tak hanya itu, sagu juga dapat tumbuh di berbagai tempat, mulai di daerah rawa, hingga tanah kering, tanaman itu dapat tumbuh dengan subur.
“Makanya nanti Litbang Pertanian Kementan akan menampilkan berbagi macam produk olahan sagu di HPS, serta teknologi yang digunakan untuk pengolahan sagu akan ditampilkan, dan mudah-mudahan ada pelaku usaha, pelaku industri untuk tertarik mengembangkan usaha sagu,” tutur dia. (cuy/jpnn)
Sebagai salah satu sumber karbohidrat yang potensinya di Indonesia luar biasa begitu besar, sagu mudah ditemukan di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Begini Jurus Kementan Kendalikan Harga Bawang Merah
- Update Stok Beras hingga April 2024, Bulog: 1,27 Juta Ton
- Pengumuman, Petani Terdaftar Bisa Tebus Pupuk Bersubsidi di KPL Resmi
- Hari Pertama Kerja, Mentan Amran Tancap Gas Cetak 500 Ribu Hektare Sawah di Merauke
- BAZNAS Distribusikan 137 Ribu Paket Beras Zakat Fitrah Hingga ke Pelosok
- Tinjau Harga Bahan Pokok di Sumsel, Satgas Pangan Polri Simpulkan Temuan