Salah Baca, Tetap Berbahaya

Level Radiasi Jepang 'Hanya' 100 Ribu Kali dari Batas Normal

Salah Baca, Tetap Berbahaya
Salah Baca, Tetap Berbahaya
Nishiyama menduga kebocoran radiasi itu bukan dari komponen vital reaktor, yaitu pusat dan wadah isi, melainkan dari pipa dan klep yang mungkin bocor. Apa pun itu, yang jelas dampak kontaminasi akibat krisis nuklir di Fukushima tetap mengkhawatirkan. Radiasi di air laut dekat Reaktor No 1, misalnya, melonjak 1.850 kali bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang hanya 1.250 kali.

"Butuh berminggu-minggu untuk membersihkan kadar radioaktif dari air," ujar Gary Was, guru besar nuklir di Universitas Michigan, kepada Associated Press.Padahal, membersihkan radioaktif sangat penting agar pekerja reaktor bisa kembali bekerja. Yaitu, untuk mendinginkan reaktor. Sejauh ini, dari enam reaktor, hanya dua yang benar-benar terkontrol kondisinya.

Karena itulah, Edano, atas nama pemerintah Jepang, tetap meminta warga berada di luar radius 20 kilometer dari reaktor. Sebab, radiasi itu sangat mengancam kesehatan. Apalagi, kemarin terjadi lagi gempa bumi susulan berkekuatan 6,5 skala Richter yang berpusat di lepas pantai Prefektur Miyagi. Tak ada kabar korban meninggal atau luka-luka.

Itu merupakan gempa susulan kesekian setelah Jepang diguncang gempa dahsyat berkekuatan 9 skala Richter pada 11 Maret lalu yang lantas disusul tsunami. Korban total akibat gempa terbesar sepanjang sejarah Negeri Matahari Terbit itu diperkirakan mencapai 18 ribu jiwa. (c2/ttg)

TOKYO - Kabar bahwa level radiasi dari kolam air di Reaktor No 2 PLTN Fukushima mencapai 10 juta kali dari ambang batas ternyata tidak benar. Tokyo


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News