Sales Ritel Tembus Rp 70 T
Tahun Depan Bisa Tumbuh 10 Persen
Jumat, 26 Desember 2008 – 00:53 WIB

RAMAI: Krisis Finansial Global tak pengarui pengunjung mal untuk berbelanja, tampak sebuah gerai produksi luar negeri di Pacific Place Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Kamis (25/12) tetap ramai pengunjung. Betepatan dengan Natal, Tahun baru 2009 dan liburan panjang sekolah, hampir tiap mal dan pusat perbelanjaan di Jakarta memberikan diskon agar pengunjung tetap berbelanja . Foto : Agus Wahyudi/ JAWA POS
JAKARTA - Krisis finansial global belum sepenuhnya menggerus daya beli masyarakat Indonesia. Itu terlihat dari penjualan beberapa sektor ritel yang rata-rata masih bisa tumbuh sampai pengujung tahun meski di bawah 10 persen. Ketua Harian DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, warga Indonesia memang belum sepenuhnya merasakan dampak krisis. Itu berbeda dengan masyarakat di Amerika Serikat, Eropa, atau Tiongkok, yang penurunan minat berbelanjanya sangat kentara. ’’Itu karena tingkat kemakmuran di negara maju sangat tinggi, sedangkan kita ini masyarakatnya sedang-sedang saja. Jadi, kalaupun ada krisis, perubahan perilaku berbelanjanya tidak banyak,’’ terang Tutum Rahanta di Jakarta, Kamis (25/12). Dia mencontohkan, kalau dulu beli baju sebulan sekali, sekarang cukup dua atau tiga bulan sekali.
Baca Juga:
Diakuinya, sejumlah pusat perbelanjaan memang masih dijubeli pengunjung. Seperti terlihat pada liburan Natal dan Tahun Baru 2009. Namun sayang, tidak semua pengunjung membelanjakan uangnya. ’’Di Indonesia, mal sudah seperti tempat wisata. Tanpa pakai karcis mereka bisa masuk. Tapi masalahnya, apakah mereka membeli,’’ ujar Tutum.
Baca Juga:
Meski begitu, penjualan produk nonkonsumtif seperti pakaian, sepatu, dan elektronik tetap bisa tumbuh kendati di bawah 10 persen pada kuartal ketiga 2008. Sedangkan produk sembako relatif lebih baik, bisa tumbuh 15–20 persen. ’’Kalau sektor nonkonsumtif kan bergantung merek dan kualitas barang,’’ lanjutnya.
JAKARTA - Krisis finansial global belum sepenuhnya menggerus daya beli masyarakat Indonesia. Itu terlihat dari penjualan beberapa sektor ritel yang
BERITA TERKAIT
- Investor Sambut Antusias Masuknya Mardigu di Bank BJB
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- GCG dan Digitalisasi Jadi Kunci BUMD Makin Berkembang
- Hari Buruh, PalmCo dan Serikat Pekerja Bersinergi Membentuk SPBUN
- Masila Jadi Pemenang Grand Prize Meriah Bareng Mega Rp1 Miliar
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia