Saling Memaafkan Untuk Bangkit Demi NKRI yang Lebih Baik
“Silaturahmi ini bisa menjadi arena bersambung rasa antara mantan napiter dan penyintas. Dengan begitu, masing-masing pihak bisa melihat situasinya secara langsung dan tidak hitam putih lagi. Daripada membuat aksi-aksi yang hanya akan menimbulkan masalah baru, lebih baik mari bangkit bersama menyelesaikan masalah penanggulangan terorisme ini. Saya kira cara BNPT ini sangat brilian,” terang Yudi.
Dia menilai silaturahmi ini lebih baik digelar secara terbuka seperti kemarin daripada diam-diam.
Sebab, silaturahmi secara diam-diam nantinya bisa menimbulkan kesalahpahaman satu dengan yang lain.
Dia meminta para elite di Indonesia tidak menjadikan politik sebagai alat kepentingan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan korban rakyat yang tidak berdosa.
“Begitu elite sudah bisa bersalaman, konflik di bawah belum tentu berakhir. Jadi hati-hati menggunakan trik-trik atau manuver politik yang berpotensi mengadu domba, mobilisasi, persekusi, dan saling serang yang menimbulkan korban yang akan melahirkan dendam baru yang akan mengembangbiakkan terorisme di masa mendatang,” jelasnya.
Yudi menegaskan, capacity building harus terus ditingkatkan karena terorisme ada kaitannya dengan masalah sosial.
Salah satunya adalah impitan ekonomi yang berat membuat seseorang mudah sekali terbuai dengan paham baru yang memberi harapan.
Itulah yang membuat penting dilakukan peningkatan pengetahuan di bidang ekonomi atau usaha baru.
Yudi Latif mengatakan, saling memaafkan adalah langkah terbaik untuk mengubur masa lalu yang kelam.
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- BNPT: Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme jadi Tantangan Pemerintahan Baru
- BNPT Serahkan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan untuk 18 Pengelola Objek Vital
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya