Salju Turun, Korban Jiwa Gempa Turki Lampaui 500
Jumat, 28 Oktober 2011 – 17:01 WIB
Sermin Yildirim, salah seorang warga yang bertahan di penampungan, mengeluhkan kurangnya bantuan tenda dari pemerintah. Padahal, tenda menjadi kebutuhan utama bagi warga untuk melawan udara superdingin yang melanda Turki belakangan ini. Karena terbatasnya jumlah tenda, tak semua korban gempa di tempat penampungan tersebut bisa bermalam di dalam tenda.
"Udara di luar semakin dingin. Anak-anak saya mulai terserang batuk. Entah sampai kapan kami harus bertahan tanpa tenda seperti ini," ungkap ibu dua anak yang sedang hamil delapan bulan itu.
Selain Yildirim, puluhan keluarga lain juga tidak kebagian tenda. Puluhan orang terpaksa berbagi tenda dengan keluarga lain.
Salah satunya adalah Muhlise Bakan yang berbagi tenda dengan istri kedua suaminya. "Sungguh nyaman. Saya punya empat anak dan dia punya lima anak. Di rumah, kami tidur di ruangan berbeda. Tapi, di sini kami terpaksa tidur berdampingan di ruangan sama," ujar perempuan 41 tahun tersebut.
ERCIS - Proses pencarian korban selamat dan evakuasi pascagempa di kawasan timur Turki pada Minggu lalu (23/10) tertunda. Pasalnya, kemarin (27/10)
BERITA TERKAIT
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas