Tragedi Mako Brimob

Salut Buat Polri, yang Dilawan Napiter Terlatih Siap Mati

Salut Buat Polri, yang Dilawan Napiter Terlatih Siap Mati
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong pimpinan Polri melakukan evaluasi sistem pengamanan narapidana teroris (napiter). Dia merekomendasikan pemberlakukan pengamanan ekstra maksimum untuk mengantisipasi agar rusuh di Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, tidak terulang.

Bambang menjelaskan, pengamanan ekstra maksimum itu harus menutup kesempatan para napi memiliki atau menguasai peralatan sesederhana apa pun yang bisa digunakan untuk membobo atau mengancam para petugas rutan.

“Fakta bahwa lima korban tewas akibat luka bacokan senjata tajam tentu saja akan memunculkan pertanyaan dari mana atau bagaimana prosesnya sehingga para napi teroris itu bisa memiliki atau menguasai senjata tajam?” kata Bambang, Kamis (10/5).

Legislator Partai Golkar yang karib disapa Bamsoet itu menilai penguasaan senjata tajam oleh para napiter itu menjadi pertanda bahwa sel para teroris di Rutan Mako Brimob belum menerapkan standar pengamanan ekstra maksimum.

Padahal, standar pengamanan ekstra maksimum diperlukan untuk membatasi interaksi napi dengan rekan mereka atau jaringan sel-sel teroris di luar Rutan.

“Pengamanan ekstra maksimum juga mewajibkan para keluarga atau rekan para napi membatasi barang-barang bawaan saat melakukan kunjungan dan berdialog dengan para napi," kata Bamsoet.

Lebih lanjut Bamsoet menyampaikan duka cita dan keprihatinan mendalam bagi semua anggota Brimob yang gugur dalam kerusuhan itu. Bamsoet menyatakan bahwa DPR mengapresiasi dan memberikan acungan jempol kepada Polri yang berhasil melakukan tindakan yang tepat atas drama penyenderaan 36 jam yang dilakukan terpidana teroris.
Berkat penindakan dengan soft approach, kata dia, sandera akhirnya dibebaskan disertai evakuasi 155 terpidana teroris ke lapas di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

“Pendekatan soft approach yang dilakukan Polri terhadap 156 teroris bersenjata pantas diberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi. Ini mengingat lima korban gugur ada di pihak Polri, tapi Polri mampu menahan diri dari kemarahan. Sementara di pihak penyandera ada 156 teroris terlatih dengan doktrin jihad dan siap mati sahid,” ujar Bamsoet.

DPR mengapresiasi Polri yang mengutamakan pendekatan lunak melawan narapidana teroris yang sudah mendapat doktrin siap mati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News