Salut, Pilih 11 Tahun Tinggal di Gubuk Terpal Daripada Hidup Meminta-minta

Salut, Pilih 11 Tahun Tinggal di Gubuk Terpal Daripada Hidup Meminta-minta
Mulyono di gubuknya yang terbuat dari terpal. Foto: Dedi Sulastro/Radar Brebes

Sejak mendapatkan warisan itulah dia bermaksud ingin membuat rumah lagi walaupun ukurannya kecil. Namun, saat ingin membuat rumah, cobaan datang silih berganti menghampiri keluarga Mulyono.

Salah satunya ketika Jumriah sakit. Akibatnya, Mulyono pun mengeluarkan uang simpanannya untuk biaya untuk proses pengobatannya.

Padahal, uang tabungan itu sedianya akan digunakan untuk membanun rumah. "Sebenarnya sejak mendapatkan warisan, kami berniat untuk membangun rumah kecil-kecilan. Tapi itu tadi, cobaan datang (istri sakit)," tuturnya.

Sedangkan kini penghasilannya dari pekerjaan yang serabutan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Itu pun dibantu oleh penghasilan sang istri dari pekerjaan sebagai buruh tani.

Di dalam gubuk terpal yang ditinggali Mulyono terdapat bermacam-macam gerabah dan alat masak yang diletakkan di sisi-sisinya. Terdapat lemari cukup besar dengan warna yang sudah pudar.

Sedangkan untuk tidur, Mulyono dan keluarganya menempati dipan tanpa kasur. Tapi, kondisi berbagai barang di dalam gubuk terpal kini sudah mulai rusak.

"Barang-barang yang ada ini saya bawa dari rumah yang dibongkar dan semua sudah mulai rusak akibat terkena air saat hujan," katanya.

Meski hidup dalam kondisi serbakurang, Mulyono tetap memegang pinsip hidup yang tak akan ditinggalkannya. Prinsip pertama adalah lebih baik susah tapi terhormat daripada mudah tapi meminta-minta.

Setiap orang tentunya mendambakan hidup layak dan sejahtera. Syukur-syukur punya rumah yang bagus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News