Samarinda Toraja

Oleh Dahlan Iskan

Samarinda Toraja
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Singkatnya Arief menjadi yang terbesar di Indonesia. Merek dagang gasnya "Samator'' –singkatan Samarinda-Toraja.

Saingan terberatnya saat itu adalah Aneka Gas –milik BUMN. Terutama setelah Aneka Gas dijual ke investor Jerman. Statusnya pun menjadi PMA. Samator harus bersaing dengan perusahaan asing.

Namun Samator menang. Pun akhirnya Aneka Gas ia beli –dari pengusaha Jerman itu.

Setelah mengalahkan Jerman, Arief menghadapi pesaing asing lainnya: Praxair. Dari Amerika. Sekali lagi Samator menang. Praxair sampai mundur dari pasar.

Bukan main.

Saya pun minta Arief untuk mau podcast di Energi Disway. Ia teman baik, tetapi saya baru tahu banyak hal di saat podcast itu.

Yang saya tahu ia membangun begitu banyak Vihara. Termasuk di kampung halamannya di Tolitoli.

Ia merasa perjalanan bisnisnya begitu baik. Itu pasti berkat dari Tuhan. Makanya ia ingin mengembalikan sebagian hasilnya kepada Tuhan.

Ia merasa perjalanan bisnisnya begitu baik. Itu pasti berkat dari Tuhan. Makanya ia ingin mengembalikan sebagian hasilnya kepada Tuhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News