Sambil Usap Air Mata, Tri Risma Teriak: Matikan, Matikan!

Sambil Usap Air Mata, Tri Risma Teriak: Matikan, Matikan!
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menenangkan keluarga korban. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - KELUARGA korban pesawat AirAsia menangis histeris saat menyaksikan tayangan televisi terkait dengan ditemukannya jenazah terapung oleh tim SAR.

Seketika itu TV dimatikan dan jendela ditutup dengan kardus agar tidak diliput wartawan. Bagaimana suasana di dalam ruang crisis center?
    
Wartawan Jawa Pos yang sedang berada di dalam ruangan bersama keluarga Charly Gunawan yang tujuh anggota keluarganya menjadi korban merekam suasana saat itu. Begitu gambar tersebut muncul di layar televisi, spontan terdengar suara histeris.

Puluhan keluarga tidak kuat menahan kesedihan. Bahkan, ada di antaranya yang jatuh pingsan. Ada juga yang berangkulan sembari menangis.
    
Suasana ruangan itu pun jadi tidak keruan. Melihat suasana yang tidak terkendali itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung memerintahkan untuk mematikan enam televisi yang dipasang di dalam ruangan yang tak begitu besar tersebut.

"Matikan, matikan. Kasihan keluarganya," teriak Tri Rismaharini sambil mengusap air mata menyaksikan tayangan yang dinilai keluarga korban terlalu vulgar itu.
    
Beberapa saat kemudian, televisi tersebut kembali dihidupkan karena ada di antara keluarga yang protes agar televisi dihidupkan lagi. Mereka ingin menyaksikan proses pencarian korban berikut evakuasinya.

Beberapa saat kemudian, petugas bandara dan kru AirAsia serta petugas keamanan sibuk menutup kaca jendela dengan kardus air mineral seadanya.
    
Mereka tidak ingin suasana haru di dalam ruangan tersebut direkam televisi maupun dipotret wartawan media cetak yang datang dari berbagai negara. Dalam waktu sekejap kaca tertutup dengan kardus seadanya.
    
Hal tersebut membuat wartawan hanya boleh mengambil gambar lewat kaca jendela kecewa. Tidak hanya itu, petugas mengalihkan perhatian wartawan bahwa Presiden Joko Widodo segera memberikan keterangan pers di luar ruangan.

Wartawan pun segera berkumpul pukul 16.30. Padahal, presiden mendarat sekitar pukul 19.00. (din/c6)


KELUARGA korban pesawat AirAsia menangis histeris saat menyaksikan tayangan televisi terkait dengan ditemukannya jenazah terapung oleh tim SAR. Seketika


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News