Sambut PTM, Bunda Senang Menunggu di Gerbang Sekolah

Oleh: Amilan Hatta

Sambut PTM, Bunda Senang Menunggu di Gerbang Sekolah
Titien Herawati orang tua siswa, bersama putranya, Dimas di SDN 1 Sumbawa Besar, NTB. Foto: dokumentasi pribadi

Secara teori dalam Pendidikan Anak Usia Dini, lingkungan bermain adalah fasilitas utama yang dibutuhkan anak untuk merangsang semua aspek perkembangan. Untuk itu, keterlibatan keluarga dan orang tua memegang peranan yang sangat krusial dalam mendukung proses kegiatan pembelajaran anak.

Montessori berpendapat keterlibatan orang tua dalam membantu perkembangan dan proses pembelajaran anak di sekolah terdiri dari 3 tahap. Pertama, hubungan kerja sama antara orang tua, guru, dan pengasuh. Kedua, perencanaan yang baik dalam proses perkembangan dalam suatu periode tertentu. Ketiga, hubungan melalui saling berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana memberikan pengalaman yang baik dalam menunjang perkembangan serta pertumbuhan anak (Morrison, 2018).

Lebih spesifik lagi, terdapat tiga pandangan terkait keterlibatan orang tua. Pertama, orientasi tugas yaitu orang tua diminta untuk mengecek apakah pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru diselesaikan dengan baik oleh anak-anak mereka di rumah.

Kedua, orientasi proses, yaitu orang tua diminta untuk turut serta berpartisipasi dalam beberapa kegiatan penting sekolah yang meliputi perencanaan kurikulum, pemilihan buku untuk bahan ajar, dan mengevaluasi pengajaran yang disampaikan oleh guru.

Ketiga, orientasi perkembangan yaitu membantu orang tua mengembangkan kemampuan mereka dalam meningkatkan proses perkembangan anak- anak mereka baik di sekolah, maupun di rumah (Morrison, 2018).

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua merupakan hal penting untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak, sehingga bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, anak, serta program pendidikan anak di sekolah.

Pembelajaran tatap muka adalah pilihan terbaik dari opsi-opsi buruk lain yang tersedia. Terdapat beberapa manfaat di tengah adanya potensi paparan Covid-19 saat murid datang ke sekolah.

Pertama, membangkitkan psikologis dan karakter anak yang telah jenuh karena satu setengah tahun melaksanakan PJJ. Anak itu tidak hanya kompeten, cerdas, terampil, tetapi juga harus memiliki karakter unggul yang dibentuk di sekolah.

Orang tua dan pihak sekolah menyambut baik keputusan pembelajaran tatap muka (PTM) karena akan berdampak positif bagi perkembangan anak dan sekaligus bagi capaian akademik anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News