Sampai Jumpa Lagi, Barry....
40 Kata Bahasa Indonesia, 27 Kali Applaus
Kamis, 11 November 2010 – 06:00 WIB
Undangan yang disebar US Embassy memang beragam. Undangan terdiri atas alumni program pertukaran pelajar, mahasiswa dari 77 universitas dan pelajar SMU, dan LSM se Jabodetabek. Tak ketinggalan pula, teman-teman obama di SD Besuki, Menteng. Praktis, pidato Obama diikuti oleh semua umur. Mulai dari ABG (anak baru gede), hingga mantan pejabat yang sangat senior seperti Ketua Wantimpres Prof Emil Salim. Mulai dari tokoh yang sering muncul di televisi, hingga pesohor yang sulit dicari seperti mantan Deputi Gubernur BI Miranda Swaray Goeltom.
Baca Juga:
Meski pemeriksaan keamanan sangat ketat, kebanyakan undangan juga enjoy saja. Mereka rela antre, meski harus diperiksa secara berkelompok. Enam sampai delapan orang. Bayangkan, 7.500 orang diperiksa satu per satu secara manual.
Pemeriksaan pertama sebelum naik bus. Semua undangan harus menunjukkan KTP. Setelah masuk UI, undangan diturunkan di dekat Science Park, gedung di sebelah Rektorat UI. Di gedung Science Park, KTP kembali diperiksa. Pemeriksaan ketiga dilakukan ketika memasuki Balairung UI. Pemeriksaan dilakukan oleh staf gedung putih dan Secret Service (SS, Paspampres-nya AS). Paspampres RI hanya melihat-lihat dan mengambilkan tas yang telah dianggap steril oleh SS.
Wartawan juga di-screening ketat. Dari 160 pendaftar, hanya disetujui 30 orang jurnalis. "Hanya yang ada di bus ini. Kalian semua mendapat tempat special di sini," kata Atase Pers Kedubes AS di RI Corina Sanders.
HARI masih sangat pagi. Sejak shubuh, puluhan bus berjajar rapi di parkir timur Senayan Jakarta. Bus-bus itu akan mengangkut para undangan yang akan
BERITA TERKAIT
- Kabinet Israel Dikabarkan Setuju Menghentikan Operasi Militer di Rafah
- Korea Utara Akui Gagal Luncurkan Satelit Pengintai Militer
- Donald Trump Berjanji Sikat Pendukung Palestina Jika Terpilih Jadi Presiden
- Pesawat Tempur Israel Bunuh Pentolan Hamas di Tepi Barat
- Xi Jinping Turun Gunung, China Siap Membereskan Konflik di Timur Tengah
- 24 Tahun Diperjuangkan Indonesia, Traktat Proteksi Pengetahuan Tradisional Akhirnya Disahkan