Sampai Kiamat! Lebih Baik Mati di Aceh Ketimbang Kembali ke Myanmar
Selasa, 01 September 2015 – 06:04 WIB

Muhammad Said Karim (kaos biru muda), juru bicara pengunsi Rohingya dari Myanmar yang saat ini berada di penampungan Kompleks Integrated Community Shelter (ICS), Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Acah Darrusalam (NAD), menyatakan lebih mati daripada kembali ke Myanmar. Foto: Zulfasli/JPNN.com
Dari pulau itu ujarnya, muslim Rohingya dinaikan ke kapal-kapal yang lebih kecil dan didorong ke lautan lepas, hingga kami terdampar di laut kawasan Aceh ini.
Baca Juga:
"Sebagai muslim, kami baru bisa merasakan nikmatnya ibadah Ramadan itu setelah berada di di Blang Adoe. Kami bisa salat hingga larut malam yang diisi dengan belajar Al Quran. Di sini, kapan pun boleh baca Al Quran," tegas Karim.
Apapun syarat yang diminta oleh pemerintah Indonesia, Karim memastikan bahwa pengungsi Rohingya bersedia memenuhinya. "Tapi jangan minta kami kembali ke Myanmar. Kalau itu opsinya, lebih baik minoritas muslim Rohingya di bumi ini dibunuh saja semuanya," katanya. (fas/jpnn)
PENGUNGSI Rohingya di Aceh tak mau lagi kembali ke tempat asalnya di Myanmar. Tiga bulan hidup di penampungan Kompleks Integrated Community Shelter
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sebanyak 1.497 Jemaah Calon Haji Asal Semarang Siap Berangkat ke Tanah Suci
- Seludupkan Narkoba dari Malaysia di Pakaian Dalam, Nenek 62 Tahun Ditangkap
- Akademisi Nilai Dominasi TKA China Picu Kekhawatiran di Tengah Investasi RRC
- KPK Sita 14 Bidang Tanah Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan Jalan Tol Trans-Sumatera
- Versi Kepala BGN, Masalah Keracunan Setelah Menyantap MBG Akibat Urusan Teknis
- Ini Cara Pertamina Mendorong Pekerja Menjadi Role Model Dekarbonisasi