Sang Ibu Menangis saat Melihat Foto si Kecil Jigang

Sang Ibu Menangis saat Melihat Foto si Kecil Jigang
Sang Ibu Menangis saat Melihat Foto si Kecil Jigang
BANYAK hal yang patut dikenang dari Putra alias Ramdan Aldil Saputra, pasien transplantasi liver pertama RSUD dr Soetomo Surabaya yang meninggal pada Minggu lalu (24/5). Tidak hanya secara medis, tetapi juga perjuangan yang luar biasa untuk hidup. Inilah catatan wartawan Jawa Pos Nany Wijaya yang mendampinginya sejak masuk kamar operasi hingga sepekan menjelang kematiannya.

Hari ini, genap seminggu Ramdan, yang mempunyai nama baru Slamet Hadi Syahputra, menghadap Sang Pencipta. Seperti diketahui, pasien transplantasi liver pertama di RSUD dr Soetomo Surabaya itu meninggal karena ARDS (Acute Respiratory Syndrome), sejenis infeksi paru-paru yang sangat ganas.

Pada hari ketujuh kematiannya, di kubur kecilnya di pemakaman umum Dusun Jatirejo, Desa Gandusari, Trenggalek, tak terlihat ada taburan bunga baru. Yang ada hanya beberapa lembar bunga kenanga berwarna hijau yang mulai layu, sebuah kendi dari tanah liat, dan sebutir kelapa hijau yang masih bersabut. Serta, empat krans dukacita yang warna bunganya juga mulai luntur karena diguyur hujan.

Keempat krans itu adalah kiriman gubernur Jatim, bupati Trenggalek dan Sekdanya, serta dari SMP 2 Gandusari, Trenggalek. Sekolah tempat ayah Ramdan mengajar. Sebenarnya di situ masih ada satu krans lagi, namun nama pengirimnya sudah tak terbaca. Hancur oleh guyuran hujan. Kuburan di mana jasad Putra disemayamkan itu terletak hanya sekitar 400 meter dari rumah orang tuanya.

BANYAK hal yang patut dikenang dari Putra alias Ramdan Aldil Saputra, pasien transplantasi liver pertama RSUD dr Soetomo Surabaya yang meninggal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News