Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris

Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris
Lasiyo saat ditemui di kediamannya di Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Sabtu (5/11/2016). FOTO: FOLLY AKBAR/JAWAPOS

Saat ini terdapat 18 varietas pisang yang tumbuh subur di Dusun Ponggok. Antara lain raja bagus, raja bulu, raja sere, raja jengkel, kapok kuning, ambon kuning, ambon lumut, raja pulut, raja kidang, kojo atau pisang susu, raja sewu, pulut, klutuk, mas kirana, gabu atau koprek, byok, dan pisang moro sebo.

Nah, dari varietas-varietas tersebut, raja bagus menjadi pisang unggulan Dusun Ponggok. Rasanya yang manis dan dagingnya yang besar serta tidak berbiji membuat nilai jualnya tinggi.

Satu tandan pisang raja bagus bisa dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. ”Lumayan kan buat tambahan penghasilan warga,” tuturnya.

Tak ingin selesai sampai di situ, Lasiyo juga berhasil menemukan cara baru pemanfaatan pohon pisang. Bonggol pisang yang biasanya dibiarkan membusuk setelah ditebang disulapnya menjadi kerupuk. ”Tapi, belum banyak warga yang membuat (kerupuk bonggol pisang, Red). Baru sekitar enam orang,” kata bapak dua anak tersebut.

Belakangan, yang dilakukan Lasiyo selama ini tidak hanya berguna bagi warga di dusunnya. Keberhasilan dia menggerakkan warga membudidayakan pohon pisang menarik perhatian banyak pihak.

Antara lain para peneliti asing yang mengunjungi Dusun Ponggok untuk ”ngangsu kaweruh” langsung kepada Lasiyo.

Para peneliti yang pernah menemuinya berasal dari Australia, Thailand, Belanda, Jepang, Afghanistan, hingga Italia.

”Mereka rata-rata penasaran dengan budi daya pisang di dusun ini dan soal pupuk organiknya. Mereka juga takjub melihat dusun ini yang rimbun dengan pohon pisang,” jelas dia.

IDE Lasiyo membudidayakan pisang di dusunnya membawa kesejahteraan bagi warga. Kesuksesannya menemukan pupuk-pupuk nabati membuat peneliti dari berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News