Santi, Bu Guru Honorer K2 yang sampai Sekolah Bajunya Kotor

Santi, Bu Guru Honorer K2 yang sampai Sekolah Bajunya Kotor
Massa honorer K2 menangis saat aksi unjuk rasa menuntut diangkat menjadi CPNS. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - Para honorer K2 yang usianya di atas 35 tahun sungguh kecewa lantaran tidak diberi kesempatan ikut tes CPNS 2018. Salah satunya Helda Arisanti, guru honorer di SMP 3 Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel.

Santi tercatat sebagai guru honor daerah yang gajinya berasal dari APBD Kabupaten Batola. Dia mengaku telah mengajar selama 11 tahun di SMPN 3 Bakumpai.

"Saya berharap ke depannya pemerintah lebih memperhatikan kami yang sudah menghonor puluhan tahun, dan belum juga menjadi PNS. Serta tidak bisa mengikuti CPNS karena terkendala umur," ujar perempuan yang kini telah berusia 39 tahun itu.

Perjuangan Santi sebagai honorer sendiri telah diuji puluhan tahun. Untuk mencapai SMPN 3 Bakumpai, dia mengendarai sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 30 km. "Jalan yang bagus atau berbatu hanya sekitar 20 km, dan 10 km masih jalan tanah," ujarnya.

Jalan yang tanah, masih bisa mereka lintasi apabila pada musim kering seperti ini. Tetapi pada musim hujan mereka harus menyewa taksi kelotok untuk menuju sekolah.

"Kami pernah jalan kaki sekitar 2 km saat hujan. Jalan becek dan motor tidak bisa dikendarai sama sekali," ujar Bu Guru yang kerap sampai di sekolah dengan kondisi baju kotor itu.

Jika dihitung-hitung, upah Santi tidak setimpal dengan pengeluaran selama mengajar. Karena itu, untuk menambah penghasilan dia membuat kue yang dititipkan di warung-warung yang ada di Batola.

"Pulang sekolah langsung membuat kue, dan pagi hari, dini hari sekali mengantar kue ke warung-warung. Dan berangkat ke sekolah, setelah selesai mengurus keperluan anak," ujar ibu tiga anak ini.

Kebijakan pemerintah membatasi usia honorer K2 35 tahun ke bawah yang bisa ikut tes CPNS, memicu kekecewaan massal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News