Santi, Bu Guru Honorer K2 yang sampai Sekolah Bajunya Kotor

Santi, Bu Guru Honorer K2 yang sampai Sekolah Bajunya Kotor
Massa honorer K2 menangis saat aksi unjuk rasa menuntut diangkat menjadi CPNS. Foto: dok.JPNN.com

Kisah sedih dari guru honorer juga datang dari pesisir Kalsel. Para tenaga pengajar ini pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kadang harus gali lubang tutup lubang.

Sapto Nugroho, sarjana lulusan FKIP Bahasa Inggris Uniska Banjarmasin telah menjadi guru honorer selama belasan tahun. Jam kerjanya sama dengan guru PNS. Datang pagi pulang siang. Tapi gaji mereka tidak memadai.

"Tidak cukup. Beruntung kadang ada keluarga yang bantu. Mau buka Bimbel di sini sepi peminatnya," ujarnya yang tak memahami mengapa pemerintah harus membatasi usia harus di bawah 35 tahun. "Ini diskriminatif," ujar pria yang usianya sekarang genap 35 tahun sekian bulan.

BACA JUGA: Selama Honorer K2 Belum Diselesaikan, Tolak Tes CPNS 2018

Dia mengatakan bahwa faktanya sekolah sekarang masih kekurangan guru. Maka sebutnya, jika ada pengangkatan PNS sudah seyogianya yang diangkat adalah yang sudah berpengalaman.

"Kan begitu. Sudah pengalaman belasan dan puluhan tahun di sekolah, mereka mestinya yang prioritas. Ini kebalik," tambahnya yang sudah memiliki istri dan anak itu. (mr-152/zal/ay/ran)


Kebijakan pemerintah membatasi usia honorer K2 35 tahun ke bawah yang bisa ikut tes CPNS, memicu kekecewaan massal.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News