Santri Harus Jadi Agen Perdamaian demi Keutuhan NKRI
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat, KH. Maman Imanulhaq mengatakan, santri memiliki prinsip bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi.
Karena itu, sambung pria yang karib disapa Kang Maman tersebut, santri harus menguasai isu-isu modern, perangkat teknologi, dan mewarnai pergaulan dunia.
Meski demikian, santri harus tetap memegang teguh prinsip universalisme Islam seperti kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan dan kerja keras.
Kang Maman juga mengajak para santri menjadikan Hari Santri Nasional (HSN), sebagai momentum untuk menguatkan komitmen dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“HSN adalah bentuk pengakuan negara atas kiprah kaum santri dan pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Hal itu sekaligus menguatkan aspek kesejarahan pesantren yang sejak lama hadir di tengah masyarakat dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial bahkan politik,” kata ketua Lembaga Dakwah PBNU itu, Senin (22/10).
Kang Maman menambahkan, tugas santri tetap berdakwah. Namun, dakwahnya tidak hanya secara konvensional seperti yang dilakukan selama ini.
Menurut dia, santri harus mampu mengaktualisasikan jihad-jihad kekinian.
“Santri milennial harus menjadi garda terdepan dalam jihad mengampanyekan perdamaian dan melawan upaya-upaya perpecahan,” imbuh Kang Maman.
Santri memiliki prinsip bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi.
- Banyak Talenta Hebat di Mizani Ramadan Fest 2024, Kiai Maman Bangga
- AEON Mall BSD City Adakan Buka Puasa Bersama dan Edukasi Lingkungan Kepada Santri
- Santri di Siak Bakar Kamar di Pondok Pesantren, Dua Orang Tewas, Satu Kritis
- Polisi Ungkap Motif Santri di Siak Tega Bakar 3 Rekannya Hidup-Hidup, Alamak...
- Info Terkini Kematian Santri di Tebo, Ada Atensi Polda Jambi
- Kematian Santri di Tebo Jadi Atensi Khusus Ditreskrimum Polda Jambi