Satanic Verses

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Satanic Verses
Arsip foto - Novelis kelahiran India Salman Rushdie. ANTARA/AFP/Joel Saget/am.

jpnn.com - Salman Rushdie, penulis novel kontroversial Satanic Verses ditusuk di bagian lehernya oleh seseorang ketika sedang berada di atas panggung di New York, Jumat (12/8). 

Percobaan pembunuhan ini terjadi 34 tahun setelah novel kontroversial  terbit, yang membuat Rushdie dijatuhi hukuan mati in absentia oleh pemimpin spiritual Iran Ayatullah Khomeini.

Setahun setelah novel itu terbit, Ayatullah Khomeini, memutuskan hukuman mati untuk Rushdie dan menyerukan kepada umat Islam di seluruh dunia untuk memburu dan membunuhnya. 

Sejak itu, Rushdie berada dalam persembunyian selama 10 tahun. Pada 1998 ada pernyataan damai dari Iran dan pada 2001 fatwa itu dikabarkan tidak lagi berlaku.

Ayatullah Khomeini meninggal dunia pada 1989, tetapi fatwanya tetap menjadi hantu bagi Rushdie. Ketika Rushdie kemudian berani tampil di publik, dia tetap mendapat perlindungan polisi Inggris, tempatnya menetap, dan tetap berada dalam pengawalan sampai berpuluh tahun kemudian.

Beberapa waktu lalu, Salman Rushdie pernah mengatakan bahwa dia sudah aman dan bebas, tetapi polisi rahasia masih tetap mengawalnya. 

Insiden di New York ini menunjukkan bahwa nyawa Rushdie masih tetap terancam. Belum diketahui apa motif rencana pembunuhan terhadap Rushdie, tetapi mudah diduga bahwa hal itu berhubungan dengan kebencian terhadap Rushdie.

The Satanic Verses, Ayat-Ayat Setan, menyulut kontroversi dan polemik berkepanjangan bahkan sampai sekarang. Sejumlah orang yang dikaitkan dengan novel ini di sejumlah negara ditemukan tewas, terutama para penerjemah The Satanic Verses ke bahasa-bahasa lain.  

Percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie, penulis novel Satanic Verses menjadi peringatan bahwa nyawa mereka yang dianggap menghina Islam bisa terancam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News