Satanic Verses

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Satanic Verses
Arsip foto - Novelis kelahiran India Salman Rushdie. ANTARA/AFP/Joel Saget/am.

Dalam novelnya, Rushdie menyebut Rasulullah sebagai ‘’Mahound’’. Sebutan ini dimunculkan oleh tentara Perang Salib untuk menghina Muhammad SAW. 

Kata ini sekarang sudah jarang digunakan. Namun, ketika Rushdie menamai tokoh utama Ayat-Ayat Setan dengan nama itu sudah jelas bahwa dia merujuk kepada Muhammad. 

Rujukan Rushdie itu menunjukkan kebenciannya terhadap Islam meskipun dia tidak terang-terangan menyebut nama.

Rushdie juga memunculkan tokoh Ayesha sebagai perempuan jahat. 

Juga digambarkan mengenai 12 perempuan yang disebutnya sebagai perempuan lacur yang mengelilingi kehidupan Mahound.

Rujukan-rujukan ini jelas ditujukan kepada Aisyah, istri Rasulullah, dan istri-istri Rasulullah lainnya.

Di Indonesia, pada abad ke-19 sudah ada karya sastra yang dianggap melecehkan Islam. Karya sastra yang disebut Serat Gatholoco itu mengkritik masuknya Islam ke Jawa dengan menghancurkan kerajaan Majapahit yang Hindu.

Gatholoco adalah suluk karya sastra Jawa klasik, berbahasa Jawa baru, berbentuk puisi tembang macapat berisi ajaran tasawuf atau mistik yang menggambarkan pengembaraan spritual Gatholoco dan Darmogandul yang menjadi batur kesayangannya.

Percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie, penulis novel Satanic Verses menjadi peringatan bahwa nyawa mereka yang dianggap menghina Islam bisa terancam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News