Satgas Merah Putih Berpotensi Bikin Polri Tidak Solid

Anak buah Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan itu mengatakan, satgas itu diketahuinya berisikan orang-orang unggulan sehingga menimbulkan kecemburuan sesama anggota Polri.
Menurut Herman, jabatan-jabatan strategis di Polri hanya diistimewakan untuk orang-orang tertentu yang ada di dalam satgas. "Kalau tidak ada dalam satgas bukan orangnya kapolri," kata Herman.
Dia pun mempertanyakan dari mana anggaran pembentukan satgas itu. Apakah ada di dalam nomenklatur anggaran Polri.
"Ini bisa menjadi hal yang tidak baik. Saya tidak menuduh, tapi sebagai anggota dewan menjalankan fungsi pengawasan saya," katanya.
Herman menambahkan kritikan ini bukan ditujukan untuk pribadi. Hal ini diangkat supaya menjadi perhatian soal pembentukan satgas yang berisikan 87 orang inti itu.
"Sehingga orang merasa tidak masuk satgas bukan tim kapolri, bukan tim inti," katanya.
Menurut Herman, dengan pembentukan satgas ini, maka seperti ada tiga cluster di kepolisian. Yakni, polisi darah hitam, darah merah dan darah biru.
Kelompok darah biru, ujar Herman, yang bisa menduduki jabatan stretagis seperti di Jakarta. Sedangkan darah merah, cukup dua tahun menjabat di daerah. "Sedangkan darah hitam mati kering di Indonesia timur," tegas Herman.
Anggota Komisi III DPR Herman Hery menyoroti keberadaan satuan tugas merah putih yang dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
- Mendagri Tito Pidato di Global Security Forum di Qatar
- Sahroni Puji Keberhasilan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Tingkatkan Hasil Panen Jagung
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI
- Jampidsus Sita 47.000 Ha Lahan Sawit Ilegal, Sahroni: Langkah Konkret Kembalikan Kerugian Negara
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Ormas Kebablasan Bukan Diselesaikan dengan Revisi UU, tetapi Penegakan Hukum