Saudi Bantah Minta Maaf

Saudi Bantah Minta Maaf
STOP PENGIRIMAN TKI - Puluhan massa yang tergabung dalam Komunitas Banten Raya (Kobar) mendatangi Kantor Gubernur, Jumat (24/6). Kedatangan massa tersebut untuk menggelar aksi keprihatinan terhadap Ruyati dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang nasibnya tidak terselamatkan oleh pemerintah Indonesia. FOTO : DONI KURNIAWAN/BARAYA POST
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah yakin dengan pernyataan Marty. "Yang saya garis bawahi, penyampaian bapak menteri kemarin adalah sesuai fakta. Itu saja," katanya.

Menurut dia, penyampaian protes dari pemerintah Indonesia atas pelaksanaan eksekusi Ruyati merupakan wujud penyampaian ketidaknyamanan dalam berdiplomasi. Namun protes tersebut tidak sampai pada tindakan pengusiran dubes.

Setali tiga uang, Juru Bicara Kemenlu Michael Tene juga melindungi bosnya. Dia menyebut apa yang telah disampaikan pihaknya sudah sesuai dengan fakta. "Menlu sudah menyampaikan apa yang telah disampaikan Dubes Arab. Kami tidak ingin berkomentar lebih jauh tentang pernyataan tersebut," terangnya.

Terpisah, Menteri Hukum dan Ham Patrialis Akbar mengatakan bakal kembali mengirimkan surat kepada pemerintah Arab Saudi. Entah terkait dengan penyangkalan permintaaan maaf itu atau tidak, Patrialis mengatakan surat itu bersifat penting. "Penekanan supaya bisa melakukan hubungan bilateral yang baik," ucapnya.

JAKARTA - Polemik penyelesaian kasus hukum pancung yang menimpa Ruyati, TKI asal Bekasi, makin berliku. Kali ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News