Saudi Bantah Minta Maaf

Saudi Bantah Minta Maaf
STOP PENGIRIMAN TKI - Puluhan massa yang tergabung dalam Komunitas Banten Raya (Kobar) mendatangi Kantor Gubernur, Jumat (24/6). Kedatangan massa tersebut untuk menggelar aksi keprihatinan terhadap Ruyati dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang nasibnya tidak terselamatkan oleh pemerintah Indonesia. FOTO : DONI KURNIAWAN/BARAYA POST
Surat resmi Dubes Arab tersebut tentu saja menampar wajah Kemenlu. Sebab, Rabu (22/6) lalu Marty Natalegawa mengatakan pemerintah Arab Saudi sudah menyampaikan penyesalan dan mengakui adanya kelalaian. "Mereka menyampaikan penyesalannya. Intinya lalai karena tidak menyampaikan kepada kita," kata Marty saat itu.

Agar lebih meyakinkan, saat itu dia mengaku telah bertemu Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdulrahman Mohammed Amin Al-Khayyat. Bahkan, saat itu Marty menegaskan jika memberitahu kepada negara asal terdakwa yang akan dihukum pancung merupakan prosedur tetap. "Tentu perwakilan negara yang dimaksud harus diberi informasi," imbuhnya.

Sadar menjadi sasaran tembak, kemarin Marty enggan menanggapi bantahan Dubes Arab Saudi itu. Dengan singkat dia menyebut segala penjelasan terkait sikap pemerintah Arab sudah cukup. "Mengenai masalah itu semua sudah cukup faktual. Saya hanya menyampaikan bahwa semua penjelasan sudah cukup," kata Marty di Kantor Presiden, kemarin (24/6).

Marty menyebutkan bahwa pemerintah Arab Saudi meminta maaf dan mengaku lalai pada Rabu (22/6). Hal itu juga diulanginya saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar konferensi pers khusus terkait kasus Ruyati dan masalah ketenagakerjaan (23/6).

JAKARTA - Polemik penyelesaian kasus hukum pancung yang menimpa Ruyati, TKI asal Bekasi, makin berliku. Kali ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News