Saudi Bantah Minta Maaf
Sabtu, 25 Juni 2011 – 06:01 WIB
JAKARTA - Polemik penyelesaian kasus hukum pancung yang menimpa Ruyati, TKI asal Bekasi, makin berliku. Kali ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa dituding melakukan pembohongan publik. Itu terkait dengan pernyataannya yang menyebut pemerintah Arab Saudi telah menyampaikan permintaan maaf atas kelalaian mengeksekusi mati Ruyati.
Dubes Saudi Abdulrahman Mohammed Amin Al-Khayyat membantah bahwa pihaknya telah menyampaikan permohonan maaf. Selain merasa tidak pernah mengucapkan hal itu kepada Kemenlu, dia juga merasa seluruh proses yang dilakukan pemerintah Arab sudah benar. Termasuk prosesi saat mengeksekusi Ruyati dengan hukum pancung.
Dalam surat protes yang itu, Dubes Arab Saudi mengatakan tidak pernah berbicara kepada Menlu bahwa dia menyampaikan permohonan maaf atas nama Kerajaan. Termasuk mengakui bahwa pihaknya lalai tidak memberitahukan prosesi ekseskusi hukuman mati terhadap Ruyati. Yang ada, Dubes akan menyampaikan nota protes Kemenlu kepada kerajaan.
Di surat itu Dubes Arab memang mengakui adanya pertemuan dengan pihak Kemenlu pada 22 Juni lalu. Namun, pertemuan itu bukan untuk membicarakan masalah eksekusi Ruyati. Terbatas pada pembicarakan hubungan bilateral kedua negara saja.
JAKARTA - Polemik penyelesaian kasus hukum pancung yang menimpa Ruyati, TKI asal Bekasi, makin berliku. Kali ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia