Saudi Batal Cambuk Perempuan Pengemudi
Reformasi, Pemilu Lokal Terakhir bagi Pemilih Pria
Jumat, 30 September 2011 – 05:05 WIB
Seorang wartawan di Jeddah Maha Akeel melaporkan bahwa menyusul keputusan pertama kasus tersebut, hanya sedikit perempuan yang dihentikan polisi di jalan karena ketahuan menyetir sendiri. "Sepertinya petugas membiarkan dan sengaja membuat publik secara pelan-pelan terbiasa bahwa perempuan boleh mengemudi sebelum pemerintah melegalkannya," katanya kepada BBC. "Sejauh ini reaksinya positif. Kebanyakan orang tidak mempermasalahkan," tambahnya.
Ada keyakinan bahwa pemerintah juga akan memperluas peran perempuan di berbagai bidang, termasuk politik. Saudi memberlakukan syariah Islam. Misalnya, berlaku sistem pengawasan yang mewajibkan seorang perempuan mendapat izin dari laki-laki anggota keluarganya saat akan beraktivitas di tempat umum.
Sementara itu, pemilu lokal kemarin adalah kali kedua dalam sejarah Arab Saudi. Pemilu pertama di negeri yang berpenduduk 27,5 juta jiwa (sekitar 19 juta di antaranya warga asli Saudi) berlangsung pada 2005. Pemerintah saat itu memperpanjang masa kerja dewan yang terpilih selama dua tahun sebelum pemilu kemarin dihelat.
Pemilu kali ini diikuti oleh 5.324 kandidat untuk berebut 1.056 kursi guna mengisi separo kursi yang berada di 285 dewan (parlemen lokal) di seantero negeri tersebut. Separo kursi lainnya ditunjuk oleh pemerintah.
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi mulai membuktikan reformasi dalam bidang politik dan hukum di negara itu. Setelah membolehkan kaum hawa terjun ke
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara