Saudi Berusaha Memantik Perang di Timur Tengah?

Saudi Berusaha Memantik Perang di Timur Tengah?
Militer Arab Saudi. Foto: Youtube

jpnn.com, RIYADH - Di tengah gejolak politik dalam negeri, Arab Saudi memantik ketegangan baru dengan Yaman. Pemerintah Raja Salman menyatakan bahwa pemberontak Houthi telah mendeklarasikan perang dengan meluncurkan rudal balistik ke Bandara Internasional Riyadh pada Sabtu malam (4/11) lalu.

Karena itu, sejak Senin (6/11), Saudi menutup semua akses ke Yaman. Kemarin, Selasa (7/11) muncul laporan bahwa Presiden Yaman Abd. Rabbuh Mansur Hadi menjadi tahanan rumah di Saudi.

Tetapi, Riyadh tidak hanya menyalahkan Yaman atas serangan tersebut. Negeri Petrodolar itu menuding Iran berada di balik aksi tersebut.

Itu terjadi karena pemberontak Houthi yang memusuhi pemerintah Yaman cenderung bersekutu dengan Iran. Kemarin Iran mengecam tudingan tidak berdasar tersebut.

Dari Sanaa, Kolonel Aziz Rashed, jubir militer Yaman yang pro-Houthi, menegaskan bahwa Burkan 2-H tidak akan menjadi satu-satunya rudal yang menarget Saudi. Sebab, Houthi masih akan melanjutkan aksi bersenjata mereka.

”Bandara-bandara di Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah target-target yang sah. Sebaiknya, para pelancong dan biro perjalanan wisata menghindarinya,” katanya.

Rashed menyatakan bahwa pakar-pakar militer Yaman yang mendukung aksi pemberontak Houthi bisa menciptakan rudal balistik dengan daya jelajah sampai 1.500 kilometer.

Tetapi, versi Saudi, rudal-rudal canggih Houthi dipasok dari Iran. Karena itu, Saudi juga berang terhadap Iran atas agresi Sabtu malam tersebut.

Gejolak politik di dalam negeri tak menghentikan Saudi berulah di luar negeri

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News