Saudi Makin Liberal, Perempuan Bebas Pelesiran ke Luar Negeri
''Panggilan untuk menyetarakan posisi perempuan dan pria di masyarakat terus berlanjut,'' ungkapnya kepada Al Jazeera.
Keputusan tersebut adalah reformasi kedua rezim kerajaan yang baru. Pada Juni 2018, MBS mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan perempuan menyetir. Kebijakan itu juga dibarengi dengan pemberian izin menonton bioskop dan konser.
MBS yang digadang-gadang menjadi pemimpin de facto cukup berambisi untuk mengubah citra kolot kerajaan. Namun, langkahnya tahun lalu tetap menuai kritik. Kelompok aktivis menantang MBS agar benar-benar menghapuskan sistem perwalian.
''Perubahan kebijakan ini adalah hasil keringat para aktivis selama bertahun-tahun,'' ujar Direktur Riset Timur Tengah Amnesty International Lynn Maalouf.
Tantangan dan kritik dari publik sebenarnya tak langsung dituruti. MBS sempat menangkapi aktivis perempuan. Loujain Al Hathloul, pentolan hak asasi manusia, dikabarkan bakal melalui ulang tahun ke-30 di penjara.
Tahun ini banyak kasus perempuan Saudi yang kabur karena merasa terkekang. Salah satunya, Rahaf Al Qunun yang heboh dengan dramanya di Thailand. Ada juga dua saudari yang kabur ke Hongkong. Mungkin itulah yang membuat tekanan makin kencang. Juga, MBS yang belum bisa lepas dari kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. (bil/c7/oni)
Belenggu tradisi yang melilit perempuan-perempuan Saudi kini makin longgar. Kerajaan Arab Saudi baru saja menerbitkan dekrit untuk mengubah aturan sistem perwalian
Redaktur & Reporter : Adil
- 2 Hari Lagi Jemaah Calon Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan ke Arab Saudi
- Arab Saudi Dukung Indonesia Bidding Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Buktinya
- Jelajahi Arab Saudi dan Temukan Keindahan Sejati Arabia di Jakarta
- Israel Dibombardir Iran, Arab Saudi Dilanda Kecemasan Mendalam
- Kafe Kaifa
- Timnas U-23 Indonesia Kalah, Ada Evaluasi Penting dari STY