Saya Sudah di Lantai 12, Ingin Bunuh Diri

Saya Sudah di Lantai 12, Ingin Bunuh Diri
Riva Rumamby (berdiri) dan Imanuel Leonard di kantor Save Youselves, Jakarta (15/1). Foto: FERLYNDA PUTRI/Jawa Pos

Awalnya media yang digunakan Riva dan Indri adalah Line. Pada minggu pertama setelah berjalan, ada 100 orang yang curhat. Respons itu tidak disangka Riva maupun Indri.

Sebab, Riva dan Indri tidak pernah mengiklankan layanan yang mereka buka. Rata-rata para klien tahu dari media sosial maupun temannya.

Hingga akhirnya, pada akhir bulan pertama, ada 1.000 orang yang curhat. Kakak-adik itu pun kewalahan dan akhirnya membuka lowongan untuk menjadi relawan.

Sistem kerja Save Yourselves sebenarnya cukup sederhana. Para relawan bekerja secara sif. Alasannya, menurut Riva, orang curhat tidak mengenal waktu. Bisa jadi malam atau pagi hari.

”Satu minggu biasanya relawan cukup menyediakan 10 jam saja. Bebas kapan pun. Selebihnya mereka akan melakukan aktivitas lain,” ungkapnya.

Mulanya calon klien akan mengirimkan data diri dan sinopsis permasalahan. Lalu, di grup internal Save Yourselves akan dibahas siapa yang akan menanggapi klien tersebut.

Setelah salah seorang relawan menyanggupi, klien akan diarahkan untuk menghubungi relawan tersebut.

Sementara itu, untuk yang ingin telepon, nomor para relawan biasanya dibagikan di akun media sosial Save Yourselves. ”Kalau telepon biasanya malam hari. Lebih dari jam 10 malam,” ucap Riva.

Save Yourselves, merupakan wadah beberapa anak muda yang meluangkan waktu menjadi teman curhat bagi siapa saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News