Sayang Kalau Orang Asli Papua Cuma jadi Penonton Saja

Sayang Kalau Orang Asli Papua Cuma jadi Penonton Saja
Ketua Komite II DPD RI, Yorrys Raweyai. Foto: Ridwan Sangaji/JPNN.com

jpnn.com, JAYAPURA - Isu pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Papua menjadi polemik hangat di tengah masyarakat.

Solidaritas mahasiswa dan masyarakat di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya menolak rencana pemekaran tersebut.

Mereka menilai DOB nantinya bukan keputusan tepat bagi kesejahteraan masyarakat, tetapi bisa menjadi bom waktu yang menggerus eksistensi orang asli Papua di masa yang akan datang.

Wakil Ketua DPRP Yunus Wonda mengatakan sumber daya manusia dan infrastruktur daerah belum sepenuhnya siap untuk menerima kebijakan pemekaran.

Masyarakat asli Papua hanya akan menjadi penonton saja. “Lahirnya DOB di Papua hanya akan makin memarginalisasi orang asli Papua yang sejak puluhan tahun cenderung terabaikan dalam proses pembangunan," ujar Yunus pada Jumat (11/3).

Sementara itu, Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua dan Papua Barat Frits Ramandei menyebutkan rencana pemekaran harus dipertimbangkan dengan matang.

"Pemekaran wilayah harus menjadi bagian dari solusi persoalan HAM, bukan memantik persoalan baru,” katanya.

Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai ketika ditemui menyebutkan langkah konkret di tengah isu hangat ini ialah komunikasi pemerintah dengan masyarakat.

Apakah DOB akan memarginalisasi orang asli Papua? Simak di sini kata 3 tokoh ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News