SBY Bantah Tudingan Menteri KIB II Hidup Mewah

jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menampik tudingan yang menyebut menteri-menterinya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II hidup mewah dan boros. Meski tak menyebut penghasilan menteri dalam sebulan, SBY menegaskan bahwa gaji para pembantunya sebenarnya rendah.
"Ditinjau dengan tanggung jawab, status sosial sebenarnya penghasilan para menteri pas-pasan, jauh dari gaji luar biasa atau melebihi kepatutannya," tegas Presiden di Jakarta, Kamis, (11/9).
Justru, kata dia, gaji menteri termasuk gaji presiden, wapres, bupati, gubernur dan wali kota jauh lebih kecil dibanding pejabat negara lainnya. Terutama pejabat jajaran BUMN dan gaji swasta yang dinilainya lebih tinggi.
SBY menegaskan bahwa tak sepatutnya tudingan itu dilayangkan publik ke jajaran KIB II. Meski demikian Presiden RI dua periode itu tetap bersedia dikritisi.
"Tetapi kami terima apa adanya. Saya menghemat, para menteri juga. Kami sering dikritik dan dihujat, tapi kami terima. Itu untuk kebaikan," imbuhnya.
Oleh karena itu, SBY menekankan bahwa pemerintahannya sama sekali tidak berniat hidup boros. Ditambah tahun ini, pemerintah sudah berhemat Rp 43 triliun yang dikembalikan pada negara.
"Saya hanya mohon pengertian dan saya harus katakan tidak ada niatan jajaran pemerintah untuk hidup mewah dan boros. Tentunya jika ada pejabat gunakan anggaran tidak seharusnya itu juga tidak dibenarkan," tandasnya. (flo/jpnn)
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menampik tudingan yang menyebut menteri-menterinya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hakim Menolak Permohonan Praperadilan Tersangka Korupsi PMI Palembang
- Gubernur Rudy Mas’ud Mengunjungi Kediaman Dedi Mulyadi, Ini yang Bahas
- Kepala BNN: 10 Wilayah Ini Rawan Terjadi Penyelundupan Narkoba
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis
- Tuntaskan Kemiskinan, Khofifah Bersama Muslimat NU Terbukti Mampu Mengatasi Persoalan Rakyat
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan