SBY Cerita Perjalanan Lima Hari Safari Ramadan

Ajak Hidup Bersih, Hemat, dan Teratur

SBY Cerita Perjalanan Lima Hari Safari Ramadan
SBY Cerita Perjalanan Lima Hari Safari Ramadan
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui masih perlu ada perbaikan dan peningkatan untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang stabil dan ekonomi yang kuat. SBY membagi ceritanya usai melakukan perjalanan safari Ramadan ke Jawa Barat dan Jawa Tengah, 22-26 Agustus.

"Ketika bicara peradaban, saya tersentuh dalam perjalanan kereta, melihat ke jendela kiri dan kanan pemandangan sangat tidak sedap, kotor sepanjang kiri kanan rel," kata SBY saat buka bersama dengan pemimpin redaksi media massa dan wartawan Istana Kepresidenan di Istana Negara, Jumat (26/8). "Ini tontonan gratis bagi semua termasuk tamu-tamu kita dari negara sahabat," sambungnya.

Dalam kunjungan ke beberapa sekolah yang dilalui rute safari Ramadan, lanjut SBY, juga masih ditemukan ruang-ruang kelas yang jauh di bawah standar, kotor, dan tidak nyaman. hal itu bisa berdampak pada anak didik di sekolah tersebut. Begitu juga dengan sarana publik, seperti jembatan-jembatan. "Di beberapa kabupaten kemarin yang dilewati juga kotor," katanya.

SBY lantas mengajak untuk melakukan gerakan nasional untuk kebersihan lingkungan sehingga menjadi sejuk dipandang dan tidak gampang menjadi wahana penularan penyakit. "Ini topik tidak terlalu menarik, tetapi saya memberanikan diri di depan mimbar mulia ini, kita harus melakukan upaya sangat serius, gerakan nasional buat negara kita," ajak SBY yang kemarin berkemeja batik lengan panjang.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui masih perlu ada perbaikan dan peningkatan untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang stabil dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News